ANALISIS SWOT TERHADAP PT. PERTAMINA
(PERSERO)
Analisis SWOT adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi keputusan organisasi. Keempat faktor itulah
yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan
threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari sebuah
organisasi atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya
adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Teknik ini dibuat oleh Albert
Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa
1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan di
Amerika.[1]Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal dan faktor internal organisasi. Berikut merupakan pengertian
singkat tentang konsep SWOT :
A.
Strength
(Kekuatan)
Kekuatan internal pada
PT. PERTAMINA (Persero):
1. Menyediakan
produk yang berkualitas tinggi
Produk
dari PERTAMINA sudah memiliki pengakuan dari dunia internasional. Diantaranya
produk oli dari PERTAMINA yang sudah memiliki sertifikat ISO.
2. Memiliki
pelayanan yang baik
Untuk
pelayanan, sudah dapat mendistribusikan produknya ke seluruh penjuru Indonesia
bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil.
3. Sumber
daya manusia yang handal
SDM
di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan orang-orang yang sudah profesional di
bidangnya. Memiliki kemampuan dan pengalaman yang sudah teruji. Selain itu
pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia bisnis banyak diikuti oleh
para karyawan, yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya.
4. Pengalaman
di bidang migas
PERTAMINA
sudah bergerak di bidang migas di indonesia sejak tahun 1968. Dengan pengalaman
yang cukup lama di bidang migas, faktor ini dapat menjadi salah satu nilai
tambah. Pengalaman dan pengakuan dari dunia internasional berhubungan dengan
dunia migas menjadikan PERTAMINA cukup disegani dibidang migas.
5. Penggunaan
teknologi informasi yang terintegrasi
Teknologi
informasi di PERTAMINA sudah terintegrasi dan mendukung proses bisnis
perusahaan. Dengan adanya Divisi SBTI, ini menunjukkan adanya kepedulian yang
cukup tinggi dari pihak manajemen untuk mengembangkan teknologi informasi.
B.
Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
1. Kurangnya modal
Kendala
PERTAMINA saat ini adalah kekurangannya modal dalam hal kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam, sehingga pihak manajemen membangun kerjasama
dengan pihak asing untuk melakukan tersebut.
2.
Masalah birokrasi yang menghambat
kinerja
Birokrasi
yang terlalu rumit menghambat proses pengambilan keputusan karena terlalu
banyak waktu yang terbuang untuk menjalankan suatu keputusan.
3.
Penempatan karyawan yang tidak
sesuai dengan kemampuan
Sumber
daya manusia di PT. PERTAMINA banyak yang penempatan dan penggunaannya tidak
maksimal sehingga menggurangi efektifitas dan efisiensi perusahaan.
4.
Jumlah armada yang kurang
Peningkatan
permintaan pasar yang membutuhkan arus distribusi barang yang tinggi dapat
terhambat dengan kurangnya jumlah armada pengangkut barang yang ada sekarang
ini.
5.
Ketergantungan pasokan pada satu
pemasok, sehingga apabila terjadi keterlambatan pasokan produk akan mengganggu
operasional perusahaan.
C.
Opportunities
(Peluang)
Peluang eksternal pada
PT. PERTAMINA (Persero):
1. Pasar bisnis yang masih tinggi
Penggunaan
migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dunia saat ini membuat
permintaan akan produk ini tetap tinggi walaupun terjadi gejolak harga.
2. Harga jual yang murah
PERTAMINA dapat menjual BBM dengan
harga murah karena pemanfaatan dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan
PERTAMINA sebagai salah satu kesempatan untuk menguasai pasar migas di
Indonesia.
3.
Sumber daya migas yang masih cukup
tinggi
Sumber
cadangan migas yang tersedia di Indonesia masih cukup banyak yang belum
tereksplorasi. Cadangan minyak ini dapat digunakan PERTAMINA untuk meningkatkan
penjualan dalam memenuhi permintaan pasar.
4. Produk (dengan nilai oktan tinggi yang menghasilkan
pembakaran yang lebih bersih, non subsidi) yang bisa jadi menggantikan dominasi
penjualan premium.
5. Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
PT. PERTAMINA (Persero) memiliki kesempatan unuk megubah
pelayanan yang kurang baik dan mengubah Image yang tertancap dibenak
konsumennya, menjadikan Konsumennya menjadi konsumen yang memiliki Loyalitas
tinggi pada PT. PERTAMINA (Persero).
D.
Threats
(Ancaman)
Ancaman eksternal pada
PT. PERTAMINA (Persero):
1. Masuknya
pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan
masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM cakupan pasar PERTAMINA
dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan
PERTAMINA menjadi berkurang.
2. Makin
banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di wilayah Indonesia.
Pihak
swasta yang melakukan eksplorasi Migas di Indonesia kadang mempunyai dana dan
peralatan yang lebih bagus dibanding PERTAMINA hal ini menyebabkan lahan minyak
mentah yang kaya akan cadangan minyak akhirnya dikelola oleh pihak swasta.
3. Pengaruh
Intervensi
Dikarenakan
PERTAMINA merupakan perusahaan multi internasional, maka adanya
pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh PERTAMINA khususnya pada posisi
manajemen strategis seperti dewan komisaris. Intervensi ini menyebabkan
terbatasnya ruang gerak manajemen untuk menentukan kebijakan yang akan diambil.
4. Pasar
bebas
Dengan
adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di bidang migas
diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di wilayah Indonesia. Hal ini
akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.
5. Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior (Shell dan
Petronas) memiliki tingkat kualitas yang lebih baik menjadikan ketertarikan
konsumen untuk berganti produk konsumsi.
Sumber
referensi :