Rabu, 21 Oktober 2015

PENGARUH ALIRAN CASH FLOW DI INDONESIA TERHADAP NILAI PERTUKARAN RUPIAH DAN USD


PENGARUH ALIRAN CASH FLOW DI INDONESIA TERHADAP NILAI PERTUKARAN RUPIAH DAN USD


Akhir-akhir ini nilai tukar Rupiah cenderung melemah. Hal yang sama juga dialami oleh mata uang beberapa negara emerging markets (negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cepat) lainnya.

Mengapa Nilai Tukar Rupiah Melemah?
Pelemahan rupiah terjadi karena beberapa faktor eksternal selain faktor internal, seperti defisit neraca transaksi berjalan. Banyak pengaruhnya dari faktor eksternal, contohnya rencana AS untuk mengurangi stimulus moneter dan kondisi harga-harga komoditi yang masih terkoreksi di 2013, serta penurunan hasil ekspor Indonesia. Selain itu, menurunnya pergerakan rupiah lebih didukung kecenderungan melambatnya ekonomi negara-negara berkembang, seperti China dan India. Sedangkan dengan negara-negara maju terjadi pemulihan ekonomi.
Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran-permintaan (supply-demand) atas mata uang. Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan naik. Kalau penawaran sebuah mata uang meningkat, sementara permintaannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan melemah. Dengan demikian, Rupiah melemah karena penawaran atasnya tinggi, sementara permintaan atasnya rendah.
            Faktor yang menyebabkan penawaran atas rupiah tinggi, sementara atasnya rendah adalah keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia. Keluarnya investasi portofolio asing ini akan menurunkan nilai tukar Rupiah, karena dalam proses ini, investor menukar Rupiah dengan mata uang negara lain untuk diinvestasikan di negara lain. Maka akan terjadi peningkatan penawaran atas Rupiah.
Kenapa investasi portofolio asing ini keluar dari Indonesia? Alasan yang sering disebut adalah karena rencana the Fed (bank sentral AS) untuk mengurangi Quantitative Easing (QE
Menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini juga berkaitan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sementara melemahnya rupiah dipengaruhi oleh ketidakpastian pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Apabila harga BBM naik otomatis inflasi naik dan suku bunga negatif akhirnya investor cabut. Dari sisi kurs anjlok otomatis investor akan rugi sehingga mereka harus menarik diri dari pasar modal. melemahnya pasar modal Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
 Dampak Melemahnya Rupiah
Dinamika ekspor-impor memang berdampak pada nilai tukar mata uang. Ekspor meningkatkan permintaan atas mata uang negara eksportir, karena dalam ekspor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara tujuan, dengan mata uang negara eksportir. Pertukaran ini terjadi karena si eksportir membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang negerinya agar bisa terpakai dalam usahanya. Sebaliknya, impor meningkatkan penawaran atas mata uang negara importir, karena dalam impor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara importir dengan mata uang negara asal. Karena akhir-akhir ini, impor Indonesia lebih besar daripada ekspornya, maka situasi ini telah melemahkan nilai tukar Rupiah.
Banyak pihak yang terpukul atas meningkatnya komoditi ekspor di Indonesia, Pertama adalah konsumen, terutama konsumen kelas bawah, karena pendapatan mereka tidak bisa mengimbangi kenaikan harga barang. Kedua  pihak-pihak dalam rantai distribusi komoditi impor mulai dari importir sampai pengecer, karena mereka menghadapi pasar dalam negeri yang menyusut. Ketiga adalah  para usahawan yang berorientasi pada pasar dalam negeri.  Keempat rakyat pekerja yang sudah terpukul dari sisi konsumsi akibat kenaikan harga barang, juga akan dijepit dari sisi upah oleh pengusaha yang terjepit oleh kenaikan harga alat-alat produksi impor, kenaikan nilai utang luar negeri dan penyusutan pasar dalam negeri.
Namun Kemerosotan kurs Rupiah hingga nyaris 13,000 per Dolar beberapa hari belakangan telah menjadi berita terpanas menjelang akhir tahun. Beragam faktor menjadi penyebab kurs Rupiah melemah; diantaranya fundamental ekonomi Indonesia yang masih rapuh serta sentimen regional Asia dan negara-negara berkembang yang memburuk dan berakibat pada pelarian modal ke luar negeri.

1. Nilai Gaji Dalam Dolar AS Meningkat
Tanpa perlu dijabarkan sekalipun, fakta ini sudah umum dipahami. Kurs Rupiah melemah membuat nilai gaji dalam bentuk Dolar AS atau mata uang asing lainnya jadi meningkat saat ditukarkan dengan Rupiah. Kiriman bulanan TKI sebesar 500 USD ke keluarganya di Indonesia, misalnya. Saat kurs Rupiah 12,000 per Dolar AS maka jumlah itu hanya akan setara dengan sekitar 6 juta Rupiah; tetapi bila kurs Rupiah melemah hingga 13,000 per Dolar AS maka nilainya akan meningkat jadi sekitar 6,5 juta Rupiah.

Ini dengan sendirinya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia yang kebetulan kerabatnya bekerja di luar negeri, sekaligus membuat makin banyak orang berkeinginan untuk menjadi TKI.

2. Meningkatkan Daya Saing Produk Made In Indonesia di Luar Negeri
Sudah umum diketahui juga bahwa dengan kurs Rupiah melemah, harga produk Indonesia akan makin murah bagi konsumen yang berdomisili di luar negeri. Secara teoritis, hal ini bisa meningkatkan pangsa pasar bagi produk-produk Made In Indonesia. Selain itu, perusahaan berorientasi ekspor menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk Dolar AS yang nilainya semakin tinggi seiring melemahnya Rupiah. Dengan sendirinya, kondisi ini bisa meningkatkan ekspor Indonesia.
Meningkatnya daya saing produk Made In Indonesia di luar negeri ini berpotensi memicu ekspor Indonesia dan menguntungkan perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor jika biaya produksi barang-barang ekspor itu sendiri bisa dijaga dalam kisaran normal dan produk Indonesia disukai di luar negeri.

3. Harga Barang Impor Naik
Salah satu dampak yang langsung terasa saat kurs Rupiah melemah adalah kenaikan harga barang-barang impor. Sebagian besar perdagangan luar negeri Indonesia dijalankan dengan perantaraan Dolar AS, sehingga mahalnya Dolar AS akan membuat harga barang impor juga makin mahal. Apakah ini bagus?

Bagi barang-barang impor dari jenis barang konsumsi, mungkin bagus. Katakanlah harga buah-buahan impor naik, misalnya, maka orang mungkin akan tertarik untuk membeli buah-buahan lokal yang lebih murah dan segar. Jika masyarakat lebih suka buah lokal, maka impor buah pun akan turun. Pendapatan importir buah ikut anjlok, tetapi di saat yang bersamaan akan menggeser rejeki bagi petani dan pedagang buah lokal.

Namun, kenaikan harga barang impor ini akan buruk sekali bagi industri yang berbahan baku impor, misalnya industri Tempe dan Tahu. Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar dipenuhi dari impor, sehingga bila kurs Rupiah melemah terus menerus, maka harga kedelai akan makin menjulang tinggi, dan dampaknya harga Tempe dan Tahu naik, serta industrinya terancam gulung tikar.


Solusi
Solusi yang paling tepat menjaga nilai mata uang kita adalah investasi emas. Kapanpun emas akan selalu stabil, walaupun pernah turun sesaat. Hal tersebut bukan berarti harga emas tidak stabil. Untuk melakukan investasi tentunya bukan di hitung dalam waktu yang singkat saja, tetapi investasi bisa dikatakan benar – benar investasi kalau kita menghitung dalam jangka yang lama, menjaga stabilitas harga dan mengamankan neraca perdagangan.
            Selain itu, BI harus berusaha untuk membuat rupiah lebih menarik dengan menaikkan Fasilitas Bank Indonesia (Fasbi) minimal 100 basis point.
Perlu segera diambil langkah-langkah fundamental dan struktural. Pengendalian rupiah, tak semestinya dilakukan dengan mengerem pertumbuhan kredit yang bisa berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Yang harus dilakukan adalah pengaturan cash flow nasional. Bank Indonesia perlu mempertimbangkan relaksasi ketentuan untuk melakukan pendalaman pasar valuta asing, untuk memikat aliran modal masuk (capital inflow).
            Namun di sisi lain, Arif menegaskan ekspor harus didorong dan impor harus sangat dikendalikan. Produksi nasional, mutlak harus didongkrak, termasuk produksi sektor pertanian, serta industri perkapalan dan sektor kelautan. Agar impor pangan dan deficit neraca djasa bisa ditekan.
Kebijakan fiskal pemerintah harus disusun dalam kerangka mendorong ekspor.
Misalnya dengan menurunkan pajak ekspor dan promosi perdagangan agresif. Sebaliknya untuk mengendalikan impor, pajak impor harus dinaikkan dengan dimulai dari barang mewah.
Selain itu, adanya strategi pengembangan industri dan produksi nasional, terutama industri menengah dan kecil. Penciptaan lapangan kerja, realisasi anggaran, serta implementasi program pedesaan, UMKM, dan sosial, perlu dipercepat

 SUMBER REFERENSI :




Minggu, 18 Oktober 2015

PENGARUH ALIRAN CASH FLOW DI INDONESIA TERHADAP NILAI PERTUKARAN RUPIAH DAN USD


PENGARUH ALIRAN CASH FLOW DI INDONESIA TERHADAP NILAI PERTUKARAN RUPIAH DAN USD


Akhir-akhir ini nilai tukar Rupiah cenderung melemah. Hal yang sama juga dialami oleh mata uang beberapa negara emerging markets (negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cepat) lainnya.

Mengapa Nilai Tukar Rupiah Melemah?
Pelemahan rupiah terjadi karena beberapa faktor eksternal selain faktor internal, seperti defisit neraca transaksi berjalan. Banyak pengaruhnya dari faktor eksternal, contohnya rencana AS untuk mengurangi stimulus moneter dan kondisi harga-harga komoditi yang masih terkoreksi di 2013, serta penurunan hasil ekspor Indonesia. Selain itu, menurunnya pergerakan rupiah lebih didukung kecenderungan melambatnya ekonomi negara-negara berkembang, seperti China dan India. Sedangkan dengan negara-negara maju terjadi pemulihan ekonomi.
Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran-permintaan (supply-demand) atas mata uang. Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan naik. Kalau penawaran sebuah mata uang meningkat, sementara permintaannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan melemah. Dengan demikian, Rupiah melemah karena penawaran atasnya tinggi, sementara permintaan atasnya rendah.
            Faktor yang menyebabkan penawaran atas rupiah tinggi, sementara atasnya rendah adalah keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia. Keluarnya investasi portofolio asing ini akan menurunkan nilai tukar Rupiah, karena dalam proses ini, investor menukar Rupiah dengan mata uang negara lain untuk diinvestasikan di negara lain. Maka akan terjadi peningkatan penawaran atas Rupiah.
Kenapa investasi portofolio asing ini keluar dari Indonesia? Alasan yang sering disebut adalah karena rencana the Fed (bank sentral AS) untuk mengurangi Quantitative Easing (QE). Karenanya, nilai tukar obligasi dan aset-aset finansial lain di AS akan naik.
Faktor berikutnya yang menyebabkan penawaran tinggi dan permintaan rendah atas Rupiah adalah neraca nilai perdagangan Indonesia yang defisit. Artinya, ekspor lebih kecil daripada impor.

Menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini juga berkaitan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sementara melemahnya rupiah dipengaruhi oleh ketidakpastian pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Apabila harga BBM naik otomatis inflasi naik dan suku bunga negatif akhirnya investor cabut. Dari sisi kurs anjlok otomatis investor akan rugi sehingga mereka harus menarik diri dari pasar modal. melemahnya pasar modal Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

 Dampak Melemahnya Rupiah
Dinamika ekspor-impor memang berdampak pada nilai tukar mata uang. Ekspor meningkatkan permintaan atas mata uang negara eksportir, karena dalam ekspor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara tujuan, dengan mata uang negara eksportir. Pertukaran ini terjadi karena si eksportir membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang negerinya agar bisa terpakai dalam usahanya. Sebaliknya, impor meningkatkan penawaran atas mata uang negara importir, karena dalam impor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara importir dengan mata uang negara asal. Karena akhir-akhir ini, impor Indonesia lebih besar daripada ekspornya, maka situasi ini telah melemahkan nilai tukar Rupiah.
Banyak pihak yang terpukul atas meningkatnya komoditi ekspor di Indonesia, Pertama adalah konsumen, terutama konsumen kelas bawah, karena pendapatan mereka tidak bisa mengimbangi kenaikan harga barang. Kedua  pihak-pihak dalam rantai distribusi komoditi impor mulai dari importir sampai pengecer, karena mereka menghadapi pasar dalam negeri yang menyusut. Ketiga adalah  para usahawan yang berorientasi pada pasar dalam negeri.  Keempat rakyat pekerja yang sudah terpukul dari sisi konsumsi akibat kenaikan harga barang, juga akan dijepit dari sisi upah oleh pengusaha yang terjepit oleh kenaikan harga alat-alat produksi impor, kenaikan nilai utang luar negeri dan penyusutan pasar dalam negeri.
Namun, menurunnya Rupiah bukan hanya berdampak pada kenaikan harga komoditi impor saja. Dampak lainnya yang juga penting adalah kenaikan nominal Rupiah dari utang luar negeri, karena utang luar negeri dipatok dengan mata uang asing.
uang Rupiah yang dimiliki pengutang harus ditukar dengan mata uang pembayaran utang. Akibatnya, nilai tukar Rupiah bisa semakin lemah.
Akan tetapi ada pula pihak yang diuntungkan oleh krisis Rupiah, jika mata uang suatu negara melemah, maka yang diuntungkan adalah sektor ekspor yang bahan bakunya (sebagian besar) berasal dari dalam negeri.
Kemerosotan kurs Rupiah hingga nyaris 13,000 per Dolar beberapa hari belakangan telah menjadi berita terpanas menjelang akhir tahun. Beragam faktor menjadi penyebab kurs Rupiah melemah; diantaranya fundamental ekonomi Indonesia yang masih rapuh serta sentimen regional Asia dan negara-negara berkembang yang memburuk dan berakibat pada pelarian modal ke luar negeri.
            Depresiasi, atau penurunan nilai tukar (kurs) suatu mata uang, seringkali dipandang negatif. Kenapa? Padahal sebenarnya, ada yang diuntungkan dan ada pula yang dirugikan. Kurs Rupiah melemah memiliki beragam implikasi bagi masyarakat, baik perusahaan maupun individual.

Jumat, 30 Januari 2015

Adipati Dolken Kuruskan Badan demi Jenderal Soedirman


 
Adipati Dolken hadir dalam jumpa pers dan syukuran produksi film Jenderal Soedirman di Balai Sudirman, Jalan Dr Saharjo, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015).

JAKARTA, KOMPAS.com -- Untuk menghidupkan karakter pahlawan nasional Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam film berjudul Jenderal Soedirman, artis peran Adipati Dolken dituntut untuk menurunkan berat badannya 10 kilogram.

"Ini lagi proses (menurunkan berat badan). Awalnya 66 kilogram, sekarang jadi 59 kilogram. Saya masih targetin turun tiga kilogram lagi," kata Adipati dalam wawancara usai jumpa pers dan syukuran produksi film Jenderal Soedirman di Balai Sudirman, Jalan Dr Saharjo, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015).

Kata Adipati lagi, bukan perkara mudah untuk mencapai target tersebut. Ia harus menjalani diet dan membalik kebiasaan pola tidurnya. Namun, ia terbantu dengan latihan fisik ala militer yang juga harus dijalaninya terkait film dengan latar waktu Agresi Militer Belanda II.

"Latihan fisik yang paling berat adalah latihan mental. Dijemur di atas matahari selama lima jam, enggak boleh ngantuk, dicemplungin di kali, salah sedikit push up," cerita Adipati.

Film Jenderal Soedirman mengangkat kisah perjuangan Jenderal Soedirman beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya melawan Belanda secara gerilya selama tujuh bulan. Awalnya, Soedirman dan pasukannya dibuntuti oleh pasukan Belanda, tetapi mereka berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Solo, dekat Gunung Lawu.

Selama bergerilya, dengan perintah siasat nomor satu, Jenderal Soedirman mampu memimpin kegiatan militer di Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang diusulkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Jenderal Soedirman menjadikan Jawa medan perang gerilya yang luas dan membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.

Selain dibintangi oleh Adipati, film yang diproduseri oleh Handi Ilfat dan Sekar Ayu Asmara serta disutradarai oleh Viva Westi itu dimainkan pula oleh sejumlah artis peran lainnya, yakni Ibnu Jamil, Mathias Muchus, Nugie, dan Lukman Sardi. Diagendakan, film Jenderal Soedirman akan dirilis pada Agustus 2015 sebagai kado 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
sumber : http://entertainment.kompas.com/read/2015/01/20/154034510/Adipati.Dolken.Kuruskan.Badan.demi.Jenderal.Soedirman

”Nada untuk Asa” Film untuk Mereka yang Berani Hidup

Film untuk Mereka yang Berani Hidup

”Nada untuk Asa”



Stigmatisasi merupakan penderitaan utama bagi mereka yang positif terkena ”human immunodeficiency virus” (HIV). Selain dicap buruk, orang dengan HIV juga sering dikucilkan karena orang-orang di sekitar mereka takut tertular. Dengan gaya berbeda, sutradara Charles Gozali mencoba menyampaikan kisah itu ke dalam gambar.

Ini bukan kisah cengeng tentang pengidap HIV, virus mematikan yang dapat menurunkan kekebalan tubuh manusia. Sebaliknya, Charles justru ingin mengangkat keberanian orang-orang dengan HIV untuk menjalani hidup alih-alih memikirkan kematian.
Film berbalut percintaan ini dikemas Charles dengan alur cerita drama, namun tetap mampu menyampaikan pesan kemanusiaan dengan gamblang tanpa menggurui. Nada (Marsha Timothy) adalah seorang anak mantan hakim agung yang berpuluh tahun mengalami pengucilan oleh keluarganya sendiri karena terkena HIV.
Awalnya, kehidupan begitu sempurna bagi Nada. Ia memiliki tiga anak dari suaminya, Bobby (Donny Damara), yang punya karier mapan. Tragedi muncul ketika Bobby meninggal dan Nada menemukan fakta bahwa suaminya itu meninggal bukan karena kanker.
Bobby meninggal karena terinfeksi HIV sampai tahap mengalami kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh atau dikenal sebagai acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Nada tentu saja tertular oleh Bobby, demikian juga Asa, bayi yang baru beberapa bulan dilahirkan Nada.
Dengan teknik paralel, Charles membeberkan kisah yang dialami Nada dan Asa setelah dewasa (Acha Septriasa). Secara bergantian, plot adegan bergantian antara perjalanan hidup yang dialami Nada setelah dikucilkan keluarganya dan jalan hidup Asa sebagai remaja positif HIV.
Sejak awal film, plot ganda ini sudah disejajarkan. Benang merahnya adalah nama Asa dan latar belakang zaman yang berbeda, meski yang terakhir ini tidak terlalu tampak. Charles hanya meletakkan beberapa benda interior di rumah dari masa 1980-an dengan gaya berpakaian masa itu yang sebenarnya juga masih menjadi inspirasi mode zaman sekarang.
Bergantian, Charles menggambarkan bagaimana Nada yang berupaya mencari dukungan keluarganya setelah ia tahu terkena HIV. Namun, Nada yang terpukul malah dikucilkan kakaknya (Inong Nidya Ayu) dan ayahnya (Mathias Muchus). Kedua anak Nada diambil kakaknya, sedangkan Nada hanya boleh mengasuh Asa karena sama-sama memiliki HIV.
Charles merangkai satu per satu potongan puzzle kehidupan Nada. Dari potongan itu, penonton diajak menelusuri dari mana datangnya keberanian Asa sehingga ia mampu melewatkan masa remaja dan dewasanya dengan sikap selalu optimistis.
Asa yang bercita-cita menjadi ahli membuat kue tidak putus asa ketika kue-kue yang dibuatnya tidak laku dijual karena para pembeli takut tertular. Asa juga tidak takut mengakui dirinya positif HIV kepada orang-orang yang baru dikenalnya, termasuk Wisnu (Darius Sinathrya), pemuda yang jatuh hati kepadanya.
Optimistis Asa selalu optimistis meski perlakuan masyarakat terhadap orang seperti dirinya buruk. Bersama komunitas Positif, berisi orang-orang dengan HIV dan para relawan, Asa gencar mengampanyekan kepedulian terhadap sahabat yang positif HIV.
Pertentangan muncul ketika Asa kemudian benar-benar jatuh cinta kepada Wisnu. Ia takut Wisnu hanya memberikan harapan karena suatu saat Wisnu pasti akan tertular. HIV menular melalui hubungan seksual dan pertukaran darah.
Untuk mengetuk hati penonton, Charles tidak hanya merangkai cerita dengan indah, namun juga mengajak musisi Pongki Barata untuk menggubah lagu latar film ini. Pongki mengatakan, salah satu lagu yang ia andalkan adalah ”Aku Milikmu Malam Ini”. Lagu yang pernah dipopulerkan Iwan Fals itu kini dinyanyikan Acha. ”Penyanyinya harus perempuan karena ini berkisah tentang perempuan,” ujar Pongki saat hadir dalam acara pemutaran perdana Nada untuk Asa.
Sebelumnya, kisah Nada untuk Asa ini pernah dipentaskan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, September tahun lalu. Pentas musikal itu memasang nama Ria Probo dan Dona Arsinta. Baik pentas teater maupun film ini diadaptasi dari novel karya Ita Sembiring berjudul sama.
Charles mengatakan, film ini dibuat setelah ia terinspirasi kisah nyata yang dibeberkan seorang ibu pengidap HIV di sebuah acara televisi. Ibu itu mengupas perjuangannya membesarkan anak di tengah terpaan label buruk yang menempel pada dirinya.
Film ini diproduksi oleh Magma Entertainment bekerja sama dengan Keuskupan Agung Jakarta yang memiliki wadah Komunitas Sahabat Positif HIV. Seluruh hasil penjualan film ini, menurut Charles, akan disumbangkan kepada Komunitas Sahabat Positif HIV.

sumber : www.kompas.com

10 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia

10 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia


TeSCA, Senin 4 Agustus 2014
Di antara dominasi universitas negeri menjadi lembaga pendidikan tinggi paling bergengsi di Indonesia, universitas swasta membuktikan sanggup bersaing sangat ketat untuk meraih posisi terunggul.

Berikut ini adalah 10 universitas swasta terbaik di Indonesia berdasarkan pemeringkatan yang disusun oleh Webometrics tahun 2013:

1. Universitas Gunadarma (posisi 10 nasional, peringkat 1.302 dunia)
Universitas Gunadarma mulai berdiri sebagai Pusat Pendidikan Ilmu Komputer pada 7 Agustus 1981. Saat ini universitas memiliki enam fakultas: Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Teknologi Industri, Ekonomi, Teknik Sipil dan Perencanaan, Psikologi, dan Sastra.

2. Universitas Kristen Petra (posisi 12 nasional, peringkat 1.590 dunia)

Universitas Kristen Petra memiliki 7 fakultas, dan 25 program dan program studi. Kampus yang berlokasi di Surabaya ini juga dikenal memiliki reputasi yang membanggakan di bidang jumlah publikasi ilmiah.

3. Universitas Islam Indonesia (posisi 13 nasional, peringkat 1.601 dunia)
Awalnya, UII memiliki empat fakultas: Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai beroperasi pada Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa ditutup akibat agresi militer Belanda. Kini UII memiliki delapan fakultas dengan berbagai lima program diploma tiga, 22 program sarjana, tiga program profesi, delapan program master, dan tiga program doktor serta lembaga-lembaga pendukung.

4. Universitas Pendidikan Indonesia/UPI (posisi 14 nasional, peringkat 1.622 dunia)

Universitas Pendidikan Indonesia didirikan pada tanggal 20 Oktober 1954 di Bandung, diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran Mr. Muhammad Yamin. Semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), kini  berkembang menjadi tujuh fakultas dan dua sekolah (sekolah pascasarjana dan sekolah laboratorium).

5. Universitas Bina Nusantara/Binus (posisi 16 nasional, peringkat 1.763 dunia)
Berdiri pada 21 Oktober 1974, Binus telah berkembang menjadi salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia, yang menawarkan program studi mulai dari D3 hingga S3.

6. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta/UMY (posisi 17 nasional, peringkat 1.802 dunia)
Universitas yang berlokasi di Kota Yogyakarta ini menjalin kerja sama dengan berbagai universitas di luar negeri, meliputi Korea University, Universiti Sains Malaysia, Flinders University.

7. Universitas Mercu Buana/UMB (posisi 18 nasional, peringkat 1.830 dunia)
Universitas yang didirikan oleh pengusaha H. Probosutedjo ini resmi beroperasi sejak 1985. Saat ini UMB memiliki 11 fakultas, termasuk program D3, S1, dan profesi.

8. Universitas Muhammadiyah Malang/UMM (posisi 21 nasional, peringkat 1.947 dunia)
Memiliki 26.171 mahasiswa, yang mayoritas merupakan mahasiswa sarjana. Universitas ini memiliki 96 mahasiswa asing, dengan total 48 jurusan, termasuk 2 program doktor, 7 pascasarjana, dan 34 jurusan S1.

9. STISI Telkom/Universitas Telkom (posisi 24 nasional, peringkat 2.127 dunia)
Merupakan sekolah tinggi informasi terbaik di Indonesia. Universitas Telkom diluncurkan pada 31 Agustus 2013, sebagai gabungan dari empat entitas perguruan tinggi yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Telkom (YPT); Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen Telkom, STISI Telkom, dan Politeknik Telkom.

10. Universitas Muhammadiyah Surakarta/UMS (posisi 28 nasional, peringkat 2.394 dunia)
Universitas Muhammadiyah Surakarta saat ini memiliki 11 Fakultas, 44 Program Studi Diploma sampai Doktoral, 2 Program Double Degree International, 8 Program Kelas Internasional, 4 Twinning Program dan 4 Program Profesi, memiliki 23.357 mahasiswa diploma dan strata 1, serta 4.211 mahasiswa pascasarjana. 

sumber : http://tescaindonesia.org/content/news/10-best-private-universities-in-indonesia/read

Demi Cuadrado, Chelsea Siap Lepas 2 Pemain

Demi Cuadrado, Chelsea Siap Lepas 2 Pemain

 
AFP PHOTO / EITAN ABRAMOVICH Gelandang Fiorentina asal Kolombia, Juan Cuadrado.
LONDON, KOMPAS.com - Chelsea dikabarkan Sky Sports telah menyepakati nilai transfer untuk pemain sayap Fiorentina Juan Cuadrado, yaitu sejumlah 23,33 (sekitar Rp 448 miliar) ditambah bonus sehingga nilainya sesuai dengan nilai klausul buy-out Cuadrado yang bernilai 26,34 juta poundsterling (sekitar Rp 506 miliar). Kesepakatan ini diyakini bisa membuat Andre Schuerrle dan Mohamed Salah pergi dari Stamford Bridge.
Sebagai bagian dari negosiasi Cuadrado, Fiorentina disebut mengajukan proposal pinjam untuk pemain Chelsea Mohamed Salah untuk masa 18 bulan. Pelatih Chelsea Jose Mourinho disebut menginginkan kepastian transfer Cuadrado selesai sebelum pertandingan melawan Manchester City, akhir pekan ini.
Chelsea disebut ingin merekrut Cuadrado untuk mengantisipasi kepergian Andre Schuerrle. Schuerrle disebut-sebut bakal bergabung dengan Wolfsburg pada bursa transfer Januari ini, dengan nilai transfer lebih dari 20 juta poundsterling (sekitar Rp 384 miliar). Schuerrle diyakini telah mencapai kesepakatan personal dengan Wolfsburg.
Dengan menjual Schuerrle dan melepas Salah sebagai konsekuensi keputusan merekrut Cuadrado, Chelsea telah mengurangi beban anggaran transfer dan gaji dan dengan begitu mengurangi potensi melanggar Financial Fair Play.

sumber :  http://bola.kompas.com/read/2015/01/30/1940202/Demi.Cuadrado.Chelsea.Siap.Lepas.2.Pemain

Pak Polisi, Berapa Sih Sebenarnya Biaya Perpanjangan SIM?

Pak Polisi, Berapa Sih Sebenarnya Biaya Perpanjangan SIM?

 
Kompas.com/Oik Yusuf Ilustrasi Surat Izin Mengemudi (SIM)

 KOMPAS.com — Jam sudah menunjukkan hampir pukul 10.00 ketika Dika (30), warga Duren Sawit, tiba di depan Museum Markas Besar Polri di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Hari ini, Jumat (30/1/2015), Dika berencana memperpanjang surat izin mengemudi (SIM) golongan C miliknya melalui pelayanan mobil keliling milik Samsat Jakarta sebelum berangkat ke kantor.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya di akun Twitter TMC Polda Metro Jaya, hari ini, layanan mobil keliling untuk kawasan Jakarta akan mangkal di Museum Mabes Polri.

Dika menyangka sudah kesiangan karena pelayanan biasanya dimulai pukul 08.00. Terlebih lagi, ini hari Jumat. Namun, ternyata dia tak perlu menunggu lama karena hanya ada satu orang yang sedang mengurus perpanjangan SIM.

Setelah menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), Dika pun diminta mengisi formulir, lalu naik ke atas mobil untuk proses selanjutnya, termasuk foto, cap jari, dan tanda tangan.

"Jadinya super-cepat, sekitar lima menit, karena cuma ada satu orang yang antre di depan saya. Bayarnya yang bikin dongkol, Rp 135.000," kata Dika.

Dia protes karena tarif perpanjangan SIM yang dikenakan kepadanya maupun orang sebelumnya tidak sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia yang pernah dibacanya.

Dalam peraturan pemerintah itu, tarif perpanjangan SIM C hanya sebesar Rp 75.000.

Dika mengaku sempat berdebat dengan seorang polisi bernama M Sholeh yang bertindak sebagai penanggung jawab di mobil itu. Saat itu, selain Dika dan si polisi, ada satu lagi asisten yang bertugas melayani langsung orang yang datang, seperti mengetik, memotret, dan mencetak SIM baru.

"Saya tanya, kok jadi Rp 135.000. Di peraturan cuma Rp 75.000, teman saya bilang kemarin Rp 110.000. Pak, berapa sih sebenarnya biaya perpanjangan SIM?" tanya Dika.

Biaya tes kesehatan dan asuransi

Si polisi yang sedang asyik membubuhkan tanda tangan di sejumlah lembaran kertas mengatakan bahwa tarif Rp 75.000 yang ada di PP No 50 Tahun 2010 itu adalah tarif dasar. Sisanya Rp 60.000 adalah tambahan untuk dua pos lain.

"Rp 30.000 untuk biaya tes kesehatan. Sebenarnya ada tes lho, tetapi karena ini di mobil SIM keliling jadi di-skip tesnya. Sisanya, Rp 30.000 lagi untuk asuransi. Saya bilang, 'orang saya enggak ikut tes kesehatan masak dikenakan juga'," kata Dika menirukan ucapan si polisi.

Komposisi tarif serupa juga dikenakan kepada Ayus (33), warga Kebon Jeruk, saat memperpanjang SIM C miliknya di Satpas Polda Metro Jaya, Sabtu, 24 Januari lalu. Ayus mengatakan, dia juga diwajibkan untuk membayar biaya tes kesehatan dan asuransi.

Saat itu, hanya ada tes ketajaman mata. Semenit pun tak sampai, ungkap Ayus. Total, dia membayar Rp 130.000.

"Setelah masuk, bayar tes kesehatan Rp 25.000, bayar di loket bank Rp 75.000, bayar asuransi Rp 30.000, lalu ambil dan isi formulir, serahkan ke loket, ke ruang foto, terus ambil SIM. Semuanya dalam waktu sekitar 15 menit," kata Ayus.

Dia juga keluar dengan SIM dan kartu asuransi di tangan tanpa kuitansi atau slip tanda terima.

Mana tarif yang benar?

Ayus mengaku, sebelum berangkat, dia sudah berselancar di internet dan membaca berbagai artikel di blog dan forum tentang biaya perpanjangan SIM C sehingga sudah siap dengan tarif sebesar Rp 130.000. Namun, dia juga mengaku sudah mengetahui tarif resmi sebesar Rp 75.000.

"Tetapi, ya itu. Enggak tahu apakah tes kesehatan dan asuransi itu wajib atau tidak. Tentunya kalau ternyata tes kesehatan dan asuransi itu tidak wajib, aku merasa keblondrok-lah (membayar kemahalan)," ujarnya.

Sementara itu, Dika mengaku sempat berdebat dengan si polisi saat diberi tahu harus membayar tarif sebesar Rp 135.000. Saat itu, si polisi mengajukan opsi membayar Rp 105.000 tanpa asuransi.

"Tetapi, si bapak terus ngoceh tentang pentingnya asuransi itu. Asistennya sempat cari tukaran uang ke luar lalu kembali lagi ke atas mobil dan menutup pintu. Entah apa maksudnya," kata Dika.

Dia juga mengatakan sempat melihat tumpukan slip tanda terima bercapkan tulisan, "Biaya perpanjangan SIM Rp 75.000". Dia lalu meminta agar si polisi memberikan slip tanda terima yang merinci Rp 135.000. Sebab, jumlah itu hampir dua kali lipat dari tarif resmi yang tercantum dalam PP No 50 Tahun 2010.

"Dia cuma bilang, kami di sini tidak bisa mengeluarkan slip. Lalu, dia bilang bahwa tidak mungkin mereka bohong, semua rincian biaya sudah sesuai aturan," ujar Dika.

Citra (27), warga Tangerang, juga mengaku tak tahu bahwa dia harus membayar biaya perpanjangan SIM A miliknya pada tahun 2013 sampai di antrean di layanan mobil keliling di kawasan Kunciran, Tangerang. Dari hasil bertanya, dia akhirnya tahu harus membayar sekitar Rp 130.000.

"Sebelum datang memang sempat tanya-tanya. Kan ada kayak petugas di luar mobil keliling. Nah aku waktu itu tanya, 'berapa sih Mas kira-kira?'. Dia bilang '130-an Mbak'. Terus ngobrol-ngobrol sama orang yang nunggu, mereka juga bilang bayar segitu," kata Citra.

Bedanya, Citra menerima kuitansi yang bisa dibawanya pulang. Namun, tidak ada rincian mengenai biaya Rp 130.000 itu.

Dia pun akhirnya baru tahu bahwa ada peraturan yang mengatur tentang tarif resmi melalui PP No 50 Tahun 2010. Menurut peraturan itu, biaya perpanjangan SIM A hanya Rp 80.000.

"Sudah terbiasa dengan akal-akalan mereka (polisi), jadi merasa harga segitu memang harga resmi. Aku enggak tahu ada peraturan dan ketetapan harga perpanjang SIM itu berapa. Kalau aku celik hukum dan tahu kalau ada ketetapan segitu pasti kemarin-kemarin gondok juga," kata dia.

Citra juga bercerita bahwa rekan kantornya juga dikenakan biaya sebesar Rp 200.000 saat memperpanjang SIM A pada tahun 2012. Citra dan temannya tidak pernah tahu berapa tarif untuk memperpanjang SIM yang resmi.

Jadi, Pak Polisi, berapa sih sebenarnya biaya perpanjangan SIM yang resmi?



sumber :  http://megapolitan.kompas.com/read/2015/01/31/08030031/Pak.Polisi.Berapa.Sih.Sebenarnya.Biaya.Perpanjangan.SIM.